Senin, 08 Desember 2025

Penerapan kecerdasan emosional | pernikahan

Penerapan Kecerdasan Emosional di Pernikahan 

Anak laki-laki & anak perempuan dididik dengan pola yang berbeda dalam menangani emosi.

Anak perempuan lebih banyak mendapat informasi tentang emosi daripada anak laki-laki.
Misal, orang tua menceritakan sesuatu kepada anak perempuan menggunakan kata-kata bernuansa emosi.

Dalam hal permainan:
Anak perempuan menekankan pada meminimalisir permusuhan & memaksimalkan kerjasama, sedangkan anak laki-laki menekankan pada perasaan saling bersaing.

Carol Gilligan dari Harvard mengungkapkan bahwa ๐Ÿ”‘ dari laki-laki & perempuan :
Laki-laki bangga karena >> kemandirian & kemerdekaannya yang berpikiran ulet dan mandiri, sementara perempuan >> melihat dirinya sebagai bagian dari jaringan hubungan.

Oleh karena itu, laki-laki terancam apabila >> ada yang menantang kemandiriannya, sedangkan perempuan terancam oleh >> terputusnya hubungan yang telah mereka bina.

Akibatnya:
Anak perempuan pandai membaca sinyal emosi verbal/non verbal, mampu mengungkapkan & mengkomunikasikan perasaannya, sementara anak laki-laki pandai dalam meredam emosi yang berkaitan dengan perasaan rentan, salah, takut, & sakit.

-----
>> John Gottman, ahli psikolog dari university of Washington menyebutkan, pernikahan yang sehat adalah >> suami/istri merasa bebas menyuarakan keluhannya. Namun, seringkali di tengah -tengah amarah terucap keluhan yang bersifat destruktif/ serangan kepada karakter pasangan.

Misal, seorang suami & istri berjanji untuk bertemu di bioskop pukul 10.00, namun suami datang tidak tepat waktu & sang istri menyalahkan suami dengan mengungkapkan kekesalannya bahwa suami mengambil kesempatan untuk merusak acara & bersikap egois.

>> Hal di atas merupakan contoh penyerangan terhadap karakter/kritik terhadap kepribadian seseorang. Kritik semacam itu membuat orang yang terkena merasa malu, tidak disukai & dipersalahkan.

>> Maka lebih baik apabila seseorang melakukan kesalahan ungkapan terkait perbuatan orang tersebut.
Misal dengan mengungkapkan, saat kamu datang terlambat, aku jadi merasa kamu mengabaikanku & tidak memedulikan ku lagi.

>> Lontaran emosi yang mengolok diibaratkan seperti merokok yang menyebabkan penyakit jantung, yang semakin berlarut-larut maka semakin besar dampaknya.

-----

Pasangan yang pesimistis mudah terkena pembajakan emosi seperti mudah marah, sakit hati, atau stress akibat hal-hal yang dilakukan oleh pasangan.

Pikiran-pikiran negative/pembajakan emosi ditemukan pada para pria yang secara fisik kejam kepada istri mereka. Hal ini dikarenakan para pria tersebut terancam oleh perasaan direndahkan, ditolak, atau dipermalukan di muka umum oleh istri mereka.

-----
Studi yang dilakukan oleh Robert Levenson di University of California di Berkeley menemukan bahwa para suami merasa tak nyaman, enggan, & terganggu jika terjadi pertengkaran di pernikahannya. Sedangkan perempuan tidak memusingkannya.

Penyebab:
Karena Pria merasa kelabakan menanggapi kritik dari pasangan & merasa terjepit di situasi tersebut.

Hasilnya >> pria gampang membisu ketika terjadi pertengkaran di rumah tangganya. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya sedangkan istri merasa perlu untuk membicarakannya.

Kaum pria cenderung membisu sedang kaum wanita cenderung mudah mengkritik suaminya. Hal ini muncul di wanita karena perannya sebagai pengelola emosi.

Misalnya,
Saat istri mengetahui suami menarik diri dari pertengkaran, istri akan memperbesar volume suara & keluhannya.
Saat suami membisu/tidak membalasnya, istri frustasi & marah, atau mencerca.
Apabila siklus tersebut terus menerus meningkat maka >> akan terjadi perceraian.

-----
Nasihat perkawinan untuk pria & wanita.

Bagi pria,
Tidak menghindari konflik, melainkan menyadari bahwa istri mereka mengeluh/menyatakan ketidaksetujuan merupakan bentuk kasih sayang agar hubungan tetap sehat & ada arahnya.

Tidak menyepelekan/meremehkan perasaan istri.

Yang paling utama adalah >> istri ingin agar perasaannya didengar & diakui meski suaminya tidak menyetujui.

Bagi wanita,
Berusaha untuk berhati-hati supaya tidak menyerang suami. Tak apa mengeluhkan perbuatan suami, tetapi tidak mengkritik kepribadian mereka/mengungkapkan penghinaan.

The ๐Ÿ”‘
๐Ÿค Pasangan pasangan dalam pernikahan yang long lasting cenderung memberi kesempatan pada pasangannya untuk menyatakan pendapatnya.
๐Ÿค Memperlihatkan kepada satu sama lain bahwa mereka didengarkan.
๐Ÿค Mampu mengendalikan emosi & menenangkan diri & menenangkan pasangan, berempati, mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
๐Ÿค Komunikasi efektif. Jika mengeluh gunakan rumus XYZ (kalau kamu melakukan X, hal itu membuat ku merasa Y, & aku sebenarnya lebih suka kalau kamu melakukan Z) bukan menyerang kepribadian seseorang/mengancam/mengumpat.
misal, waktu kamu tidak mengabariku jika datang terlambat untuk janji makan malam kita, aku marah sama kamu & aku merasa tidak dihargai. Aku berharap kamu mau memberitahu ku kalo kamu terlambat.
๐Ÿค Rasa hormat & kasih sayang.
๐Ÿค Saling introspeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PIKIRAN DAN PENGOBATAN | Emotional Intelligence by Daniel Goleman

> Bagi orang yang sedang sakit, emosi seperti raja sebab pikiran disibukkan dengan rasa takut & seseorang mudah hancur sebab merasa l...